Rabu, 15 April 2009

Soebakri Siswanto: Ketua Paguyuban PKL Trisula Taman Bungkul

Pak Sis, begitu panggilan akrabnya, dipilih oleh para pedagang kaki lima di Taman Bungkul untuk menjadi ketua paguyuban PKL. Keberadaan PKL pada 1999 menyebabkan kawasan Taman Bungkul kumuh dan tidak teratur. Mereka kemudian mengajukan usulan kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk mendapatkan pembinaan. Paks Sis adalah warga Bungkul yang menjadi juru kunci makam dan sebagai generasi ke-7 dari Sunan Bungkul, mertua Sunan Giri.

Pada 2006, Dinas Koperasi Surabaya menjadikan PKL di taman Bungkul sebagai paguyuban dengan nama PKL Trisula. Sementara itu, makam Sunan Bungkul direnovasi menjadi sebuah taman yang asri lengkap dengan jaringan wifi yang bisa diakses secara gratis.

Para PKL di Taman Bungkul tidak dipungut biaya sewa. Mereka hanya dibebani biaya listrik sesuai pemakaian kiosnya. Untuk menjaga kebersihan, mereka dikenai biaya Rp 7 juta per bulan. Untuk memperkuat tali silaturahmi, paguyuban ini mengadakan arisan sebulan sekali. Rapat evaluasi diri juga dilakukan dua minggu sekali.

Pada 2009, PKL Trisula mengundang anak yatim piatu ke Taman Bungkul. Anak-anak ini diberi voucher makan untuk jajan di warung-warung mereka sekaligus bermain di Taman Bungkul. Tahun depan, kunjungan balas akan dilakukan.

Maret 2009, Yulianty, Angga Wahyu, Martino Asep, Areni, Rahardian Wiweka (B)

Tidak ada komentar: